.
Barometer Kepri. Com | Batam, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, membuka Sosialisasi Optimalisasi Pendapatan Daerah dari sektor Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Acara ini digelar di Ballroom Lantai 6 Harmoni One Hotel, Senin (25/8/2025).
Dalam sambutannya, Amsakar menekankan pentingnya memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar Batam semakin mandiri secara fiskal. Ia menyinggung pengalamannya saat menghadiri pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia di Surabaya, Maret lalu. Pada kesempatan itu, Wakil Menteri Dalam Negeri memaparkan klasifikasi daerah berdasarkan kekuatan fiskal.
“Batam termasuk salah satu dari sembilan daerah dengan kemandirian fiskal kuat. Lebih dari 45 persen APBD berasal dari PAD, dan pada proyeksi 2026, dari Rp4,4 triliun, sekitar Rp2,4 triliun atau lebih dari 50 persen bersumber dari PAD,” ungkapnya.
Menurut Amsakar, capaian tersebut tidak terjadi secara instan. Hal itu, katanya, merupakan hasil dari kontribusi warga, dukungan tokoh masyarakat, serta kolaborasi semua pihak.
“Kemandirian fiskal tidak mungkin terwujud tanpa peran kolektif masyarakat,” tegasnya.
Dengan PAD yang kuat, Batam tidak lagi terlalu bergantung pada dana transfer pusat. Amsakar bahkan membandingkan kondisi Batam dengan daerah kelahirannya, di mana keterlambatan transfer bisa saja mengganggu pembayaran gaji pegawai.
“Alhamdulillah Batam tidak dalam posisi itu. Justru dengan kemandirian fiskal, kita lebih leluasa menjalankan program-program prioritas yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” katanya.
Hingga semester pertama 2025, realisasi penerimaan dari PKB dan BBNKB telah mencapai 74 persen. Amsakar optimistis angka itu bisa menembus 110 persen hingga akhir tahun. Dengan kemandirian fiskal yang semakin menguat, Pemko Batam kini lebih percaya diri menjalankan 15 program prioritas, tujuh di antaranya langsung menyentuh kebutuhan warga.
Program tersebut mencakup penanganan banjir, layanan air bersih, hingga program sosial dan pendidikan. Pada 2025, misalnya, Pemko Batam membagikan 105.470 stel seragam gratis untuk 52.835 siswa SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, guna meringankan beban orang tua.
Selain itu, tersedia pula insentif Rp300 ribu per bulan untuk 2.000 lansia, bantuan modal usaha mikro tanpa bunga hingga Rp20 juta, serta layanan berobat gratis bagi warga ber-KTP Batam yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Di bidang pendidikan tinggi, beasiswa juga diperluas. Tidak hanya untuk mahasiswa berprestasi di tujuh universitas ternama, tetapi juga bagi keluarga kurang mampu serta beasiswa khusus bagi pelajar hinterland.
“Anak-anak Batam, termasuk yang tinggal di pulau-pulau, harus punya kesempatan yang sama. Kita ingin lahir generasi hebat yang mampu menjaga dan membangun Batam ke depan,” ujar Amsakar.
Meski pembangunan infrastruktur tetap digesa, Amsakar menegaskan bahwa arah pembangunan Batam kini lebih menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Kalau infrastruktur bisa kita kejar, tapi membangun manusia harus dirancang sejak dini. Kita ingin anak-anak Batam tumbuh sebagai generasi hebat dan kompetitif,” katanya.
Menutup sambutannya, Amsakar mengapresiasi masyarakat yang taat membayar pajak. Menurutnya, tambahan penerimaan dari opsen PKB dan BBNKB membuat Batam semakin percaya diri menjaga kemandirian fiskal.
“Wajar jika sebagian besar pajak kendaraan kembali untuk daerah. Kendaraan, polusi, dan jalan yang digunakan ada di Batam. Karena itu porsinya 66 persen untuk kota/kabupaten dan 34 persen untuk provinsi,” jelasnya.
Amsakar berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pajak daerah.
“Mari bersama taat membayar pajak, karena setiap rupiah akan kembali dalam bentuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Batam,” tutupnya.
(**)